Anoman kera berbulu putih seperti kapas. Ia adalah
anak Betara Guru dengan Dewi Anjani, seorang putri bermuka dan bertangan
kera.
Anoman juga bernama: 1. Maruti, karena mempunyai
angin, seperti juga Raden Wrekodara dan oleh karenanya Anoman disebut
juga saudara Wrekodara yang berkesaktian angin; 2. Ramadayapati, berarti
yang diaku anak oleh Sri Rama; 3. Bayutanaya, berarti yang diaku anak
Betara Bayu; 4. Kapiwara, berarti pendeta kera; dan 5. Anjaniputra,
putra Dewi Anjani.
Bermula Anoman hidup pada jaman Sri Rama, membela Sri Rama
pada waktu kehilangan permaisurinya, Dewi
Sinta,yang dicuri oleh raja raksasa Prabu Dasamuka dari negara Alengka.
Anoman mendapat titah dari Sri Rama untuk menemui Dewi Sinta yang
disembunyikan oleh Dasamuka di Alengka di sebuah taman bernama Taman
Arga Soka. Anoman berhasil membawa kembali Dewi Sinta ke hadapan Sri
Rama. Setibanya di Alengka, Anoman membakar istana Alengka hingga habis
menjadi abu. Besarlah pembelaan Anoman bagi Sri Rama. Anoman berusia
sampai lanjut.
Sehabis jaman Sri Rama, tiba jaman Pendawa, pada
jaman mana Anoman mengasuh kelima Pendawa dan bertempat kediaman sebagai
pendeta kera di Kendalisada. Anoman selalu menjadi tempat bertanya
orang perihal yang sulit-sulit, karena dianggap sebagai pendeta yang
waspada.
Anoman bermata plelengan putih, berhidung dan
bermulut kera. Bersanggul kadal menek bersambung dengan ekornya yang
memanjang dari bawah hingga menutupi sanggulnya dan dihiasi dengan
gelang. Bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkuku pancanaka
seperti Wrekodara. Berkaki kera. Berkain poleng seperti Wrekodara bentuk
raton lengkap tak bertopong. Cat muka dan seluruh tubuhnya putih,
menandakan bahwa ia kera ulas putih.
Tingkah laku Anoman pada waktu melaksanakan titah Sri Rama mencari Dewi Sinta, diceritakan sebagai berikut:
Jawa
Anoman melumpat sampun, prapteng witing nagasari,
mulat mangandap katingal, wanodya yu kuru aking,
gelung rusak awor lemah, kang iga-iga kaeksi.
Indonesia
Anoman telah meloncat, tiba di pohon nagasari,
memandang ke bawah tertampak seorang putri kurus kering, sanggul rusak terkena tanah, terlihatlah tulang rusuknya.
Ucapan ini dikenal secara meluas di dalam masyarakat Jawa.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
Dan :http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=709:anoman-yogya&catid=77:isi-wayang-a&Itemid=709
0 komentar:
Posting Komentar