Konon, tari Kuda Lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari Kuda Lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari Kuda Lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Inilah salah satu seni Kuda Lumping (jathilan) yang ada di JOGJA
Kesenian kuda lumping dikampung Gluntung,Patuk,Patuk,Gunungkidul,Jogjakarta dibentuk sebuah grup seni kuda lumping dengan nama TURONGGO SETO,yang terbentuk 8 Oktober 2012 .Seiring berjalanya waktu grup ini telah melakukan terobosan –terobosan baru untuk mengaransemen dan memadukannya dengan tarian yang baru supaya dpt menyajikan pertunjukan yang menarik dan tidak menjenuhkan buat penonton.
CP:085643980156
Facebook: GL-pRofit
apek bnget nem....
BalasHapusNanggapo...hhh siap tampil ku...
BalasHapus